Disparbud Jabar Apresiasi Festival Situ Wulukut 2023, Ajak Kertayuga Kembangkan Desa Wisata
KUNINGAN – Hari terakhir perhelatan Festival Situ Wulukut yang bertema Rajabrana, Ahad (19/11) dihadiri perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Analis Pariwisata Disparbud Provinsi Jabar, Ricky Ferdiansyah ikut larut menyaksikan beberapa pagelaran kesenian dari para peserta festival.
Saat diskusi bersama sejumlah pihak yang terlibat dalam festival tersebut, Ricky mengaku bangga, karena meski tanpa dukungan penuh dari pemerintah, masyarakat Desa Kertayuga bisa menggelar festival yang begitu meriah.
“Ini prestasi yang luar biasa. Ke depan kita berharap Festival Situ Wulukut ini bisa terlaksana kembali dengan lebih meriah,” ungkapnya.
Dirinya mengaku mendapat arahan dari Kadisparbud Jabar untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata pasca terdampak Pandemi Covid-19.
“Jawa Barat dianugerahi Tuhan dengan potensi kekayaan alam yang indah yang sangat menunjang terhadap sektor pariwisata. Dengan jumlah penduduk yang hampir 50 juta, ada 70% penduduk usia produktif, ini pun potensi yang besar bagi pembangunan pariwisata Jabar,” paparnya.
Sesuai amanah dari Kemenparekraf RI, Disparbud Jabar, kata Ricky, mendapatkan tugas untuk mengembangkan desa-desa yang belum tergali.
“Intinya harus ada komitmen dari perangkat daerah setempat untuk mengangkat potensi yang dimiliki dari calon-calon desa wisata tersebut,” katanya.
Ia memberikan poin-poin kunci yang bisa dilakukan, agar bisa menumbuhkan satu tempat jadi destinasi wisata yang bisa menarik pengunjung datang.
“Pertama, viralkan, kalau sudah viral nanti banyak unsur yang akan masuk. Kembangkan sektor ekonomi kreatif untuk mengisi atraksi, wahana dan membuat konten-konten menarik,” ungkap Ricky.
Pada sektor pariwisata, tambahnya, dikenal strategi 5A, untuk mengembangkan destinasi wisata, yakni Aksesibilitas, Atraksi, Activity, Akomodasi dan Attitude.
“Tiga A yang disebut di awal ini yang lebih bisa dilakukan terdahulu, baru 2 A lainnya setelah itu,” tandasnya.
Setelah melihat gelaran Festival Situ Wulukut, Ricky mengaku destinasi wisata Situ Wulukut di Desa Kertayuga ini memiliki potensi ke arah desa wisata unggulan.
“Ayo kita kembangkan, jangan takut nanti ada dari pemerintah yang akan membimbing,” sebutnya.
Sebelumnya diberitakan, Festival Situ Wulukut tahun 2023 digelar selama 3 hari (17-19/11/2023) di sekitar Obyek Wisata Situ Wulukut, Désa Kertayuga Kecamatan Nusaherang Kabupatén Kuningan.
Inisiator Festival Situ Wulukut, Deki Zaenal Mutaqin, saat dikonfirmasi menjelaskan, selain bertujuan untuk melestarikan mata air yang berada di sekitar Situ Wulukut, Festival yang bertema Rajabrana ini juga digelar untuk melestarikan tradisi dan budaya kearifan lokal di sana.
“Dengan inti kegiatan Mapag Cituah, festival ini memiliki semangat besar untuk menyambut kembali bangkitnya budaya kearifan lokal yang berkembang di masyarakat sini,” terang Deki, yang juga seorang legislator ini.
Mapag Cituah, imbuhnya, diartikan sebagai menjemput air yang mengandung tuah atau manfaat yang besar bagi kehidupan. Semangat sakral dari tradisi Mapag Cituah ini, adalah adanya upaya masyarakat untuk tetap melindungi dan melestarikan mata air dengan berbagai upaya. (Nars)