Disurvei PJ Bupati, Curug Mangkok Bisa Menambah Sumber Air Baku PAM Tirta Kamuning
Disurvei PJ Bupati, Curug Mangkok Bisa Menambah Sumber Air Baku PAM Tirta Kamuning
KUNINGAN – Sebuah survei kondisi dilakukan di Curug Mangkok Blok Palutungan Desa Cisantana Kabupaten Kuningan pada Selasa (30/01/2024) untuk menambah sumber air baku PAM Tirta Kamuning. Rombongan survei ini terdiri dari PJ Bupati, Sekda Kuningan, Direktur PAM Tirta Kamuning, Kadis PUTR Kuningan, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, Camat, dan Kades setempat.
Survei dilakukan sebagai langkah awal untuk memperoleh data mengenai kondisi alam di sekitar Curug Mangkok Blok Palutungan. Hal ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam menambah pasokan sumber air baku untuk PAM Tirta Kamuning yang memiliki peningkatan jumlah pelanggan.
Penjabat Bupati Kuningan, Raden Iip Hidajat saat dikonfirmasi menyebutkan, selain melihat debit air, survei juga dilakukan untuk melihat kondisi tanaman penyangga yang ada di sekitar mata air Curug Mangkok.
“Kami ingin melihat langsung sumber mata air yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan kemudian juga ada beberapa yang berizin, nanti kita ingin lihat kapasitas debitnya berapa ketika kering, berapa ketika sedang curah hujan tinggi itu pasti berpengaruh,” ungkap Raden Iip Hidajat kepada wartawan.
Ditambahkannya, setelah survei ini, Ia meminta PAM Tirta Kamuning melakukan pengecekan secara teknis dan akademis debit air di lokasi tersebut saat musim kering atau hujan karena berdampak kepada supply ke bawah.
“Ketika itu sudah ada penjelasan teknis akademis, baru kita bicara yang kedua itu diinvetarisasi kita lihat ada beberapa pipa itu kemana saja, dan punya siapa,” ujarnya.
Kemudian, kata PJ Bupati, harus dicek apakah (pemanfaatan air) itu perlu izin atau tidak, aturan hukum yang yang mengatur harus jelas, kemudian baru duduk bersama dibuka aturannya.
“Seperti apa kemudian hak dan kewajibannya seperti apa,” katanya.
Ia meminta, kebutuhan rakyat yang dari sejak awal sudah memang mengakses air ini untuk didahulukan. Setelah semua disepakati, baru dibuatkan formulasi, dan dikerjakan bersama.
“Namun, titip juga jangan sampai hanya menggunakan airnya saja, tapi gunungnya harus dijaga pula, ini berarti menjaga keseimbangan,” tandas Iip.
Hutan gundul, sebutnya, harus ditanami, kalau ada tanaman besar jangan ditebang. Kalau ada kebakaran di hutan, Ia mengajak semua pihak untuk turun sebagai bentuk penjagaan kepada alam.
“Ketika kita menjaga alam pasti alam bersahabat,” ajaknya.
Pj Bupati menjelaskan, dalam pengelolaan air ini, bahwa sejalan dengan aturan hukum bahwa PAM itu bagian juga didalamnya berapa mendapatkan debit air.
“Sekarang diinventarisir dulu sehingga dapat mengetahui kemampuan mengairi berapa ribu rumah, berapa kecamatan, berapa desa, ” paparnya.
Pada survei tersebut, rombongan menempuh jarak 2 kilometer menembus hutan yang medannya sangat menantang. Jalanan berbatu dan licin tak menurunkan semangat mereka untuk menuju sumber air yang diharapkan. (Nars)