Sambut Hari Bumi 2024, Kesadaran Warga Soal Kebersihan Sungai Masih Minim
KUNINGAN – Peringatan Hari Bumi atau Earth Day jatuh setiap tanggal 22 April. Dalam sejarahnya, Hari Bumi ini diperingati karena minimnya kesadaran publik tentang polusi di perairan dan udara yang disebabkan oleh ulah manusia.
Seorang pengajar lingkungan hidup di AS, Gaylord Nelson, menggagas peringatan Hari Bumi ini pada tahun 1970.
Menyambut Hari Bumi 2024, di Kabupaten Kuningan dilakukan aksi membangun kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan sungai.
Bertempat di aliran sungai sekitar Jalan Embah Dako, Desa Ancaran, Kecamatan Kuningan, sejumlah relawan peduli aliran sungai bergabung untuk melakukan aksi bersih-bersih sampah di sana.
Menurut penggagas kegiatan dari Aliansi Masyarakat Peduli Aliran Sungai Kuningan, Kusnadi, polusi sampah di daerah aliran sungai dan irigasi kerap terjadi, akibat kesadaran masyarakat terhadap kebersihan sungai masih minim.
Aksi bersama ratusan relawan dari berbagai komponen di sungai Desa Ancaran ini, imbuhnya, hanya sebagai stimulus agar warga sekitar menyadari bahwa membuang sampah di sungai akan merusak ekosistem sungai itu sendiri.
“Memang belum terbangun kesadaran masyarakat akan arti menjaga lingkungan. Buktinya sehari setelah aksi, sungai yang kita bersihkan banyak lagi sampah,” ujar Kusnadi.
Sementara, Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, saat mengikuti aksi bersih-bersih sungai di lokasi tersebut, mengungkapkan arti pentingnya sungai sebagai aset penting bagi kehidupan manusia.
Menurutnya, keberadaan sungai harus dijaga kebersihan dan ekosistemnya, karena sangat berguna bagi warga yang tinggal di sekelilingnya.
“Sungai bisa menjadi sarana pengairan untuk pertanian, menjadi sarana penting untuk sanitasi juga, jika tidak terjaga, maka rusaknya lingkungan bisa berdampak bagi manusia juga,” terang Dian.
Di musim hujan misalnya, sambung Dian, sungai yang tersumbat oleh sedimentasi sampah, bisa meluap dan menimbulkan banjir ke pemukiman warga.
“Mun nyaah ka anak turunan, ulah miceun runtah di walungan (kalau sayang pada anak cucu, jangan membuang sampah di sungai),” tandas Sekda Dian.
Peringatan Hari Kartini
Selain menyambut Hari Bumi, aksi bersih-bersih sungai ini juga dilakukan untuk memperingati Hari Kartini.
Nampak hadir aktif, sejumlah perempuan dari Perempuan Indonesia Raya (PIRA) Kabupaten Kuningan yang dipimpin oleh Anggota DPRD Kuningan, Sri Laelasari.
“Momentum Hari Kartini bukan hanya sebatas membahas soal emansipasi wanita. Tapi juga momen untuk merefleksikan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan, termasuk dalam upaya pelestarian lingkungan. Salah satunya adalah langkah konkret dengan bersih-bersih sungai ini,” papar Sri.
Dengan tema bersama Kartini Bersihkan Sungai, melalui kegiatan ini pihaknya mengajak masyarakat untuk bersama bergandengan tangan dalam menjaga sungai sebagai satu ekosistem yang berguna untuk manusia.
“Melalui aksi ini kami ingin menggugah kesadaran masyarakat agar tidak sembarang membuang sampahnya di sungai,” ujarnya. (Nars)