Kuningan Religi

Portal Berita dan Informasi Kabupaten Kuningan sesuai Realita

berita Budaya headline Nasional Pendidikan

Pertimbangkan Blokir Game Free Fire, Menparekraf: Tunggu Kajian KPAI

NASIONAL – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mempertimbangkan untuk pemblokiran terhadap game online yang sedang trend di kalangan anak-anak, Free Fire.


“Kami akan mengkaji dan menunggu hasil kajian resmi dari KPAI dan akan kami kolaborasikan juga dengan Kominfo (untuk pemblokiran game FF ini),” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno, seperti yang diunggah pada akun resmi Instagram @sandiuno, Sabtu (04/05/2024).


“Saya pernah dipegang oleh seorang ibu di Bogor, yang mengaku anaknya kecanduan game online free fire,” ujar Sandiaga Uno.


Ibu tersebut, kata Menparekraf, khawatir akibat kecanduan game FF ini akan merusak masa depan anaknya. Karena si anak, dikatakan ibu tersebut, sudah mulai pinjam uang ke teman-temannya, untuk dihabiskan bermain game online ini.


“Kita membangun ekonomi digital, termasuk industri games. Tapi dari games tersebut ada dampak yang tidak kita inginkan, salah satunya adalah kekerasan yang dilakukan oleh anak di bawah umur,” ungkap Sandiaga.


Pihaknya juga mengaku sudah mendapat keluhan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan LPAI tentang dampak game online free fire ini pada anak di bawah umur.

Pihaknya juga menandaskan tidak akan ragu-ragu untuk menindak tegas dan tidak segan untuk melakukan pemblokiran game online tersebut jika memang situasinya mengharuskan ke arah sana.


“Ini untuk melindungi anak-anak Indonesia, karena ini adalah kepentingan nasional kita untuk mencapai Indonesia Emas 2045,” tandasnya.


Sandi juga mengungkapkan bahwa masyarakat harus mulai melindungi anak-anak dari pengaruh negatif game-game online yang merusak masa depan anak.


“Rules-nya nanti akan dibangun berangkat dari Perpres nomor 19 tahun 2024. Saya bersama Pak Menkominfo akan membuat peraturan turunan untuk memastikan bahwa games ini tidak akan merusak masa depan anak-anak kita,” papar Sandi.


Ia menyebutkan, selain games online yang berdampak negatif, masih banyak game yang bisa dimainkan anak-anak dalam upaya memperkaya kearifan lokal. (Nars)

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *