Kuningan Religi

Portal Berita dan Informasi Kabupaten Kuningan sesuai Realita

berita Budaya Featured headline kabupaten kuningan

Dalang Muda Aan Anjasmara Ajak Generasi Muda Bangun dari Mimpi dan Ikut Skenario Sang Pencipta

KUNINGAN – Malam puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia di Desa Pajawankidul, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan, berlangsung meriah dengan pagelaran Wayang Golek yang dibawakan oleh Sanggar Seni Pusaka Aria Kamuning 3.

Dipimpin oleh Dalang muda berbakat, Ki Aan Anjasmara Hamzah HS, lakon “Jaka Tambilung” atau “Astrajingga Rarabi” menjadi sajian utama yang memukau ratusan warga yang hadir.

Lakon yang dibawakan menceritakan kisah Astrajingga, anak sulung Semar dari Punakawan Pandawa, yang tergila-gila pada wanita idamannya, Wirginingsih.

Terinspirasi dari mimpi-mimpinya, Astrajingga bertekad untuk bertemu dan menikahi wanita tersebut, meskipun mendapatkan reaksi berbeda dari kedua orang tuanya.

Semar, ayah Astrajingga, meminta agar putranya tidak terlalu percaya pada mimpinya dan menjalani hidup seperti biasa.

Namun, ibunya, Sutiragen, justru mendukung keinginan Astrajingga dan berjanji akan memberikan apapun yang dibutuhkan putranya untuk mencapai impiannya.

Astrajingga akhirnya meninggalkan rumah untuk mengejar impiannya dan secara ajaib, impian tersebut menjadi kenyataan. Ia bertemu dengan Wirginingsih, putri seorang raja yang juga bermimpi untuk bertemu dengannya.

Namun, perjalanan Astrajingga tidak berjalan mulus, karena penampilannya yang sederhana tidak sesuai dengan ekspektasi pihak kerajaan.

Meski demikian, cinta sejati antara Astrajingga dan Wirginingsih tetap membawa mereka ke pelaminan, meskipun harus menghadapi banyak rintangan, termasuk intrik dari Kurawa dan Arjuna.

Saat dikonfirmasi disela kegiatan tersebut, Dalang Aan Anjasmara menjelaskan bahwa kisah ini memiliki pesan yang sangat mendalam.

Lakon ‘Astrajingga Rarabi’ mengajarkan kita bahwa hidup harus dijalani sesuai dengan skenario Sang Pencipta.

“Jangan terlalu terbuai oleh mimpi atau ambisi pribadi, tetapi tetap ingat untuk hidup dalam kesadaran spiritual dan tanggung jawab moral,” ungkap Aan.

Aan juga menambahkan bahwa karakter Astrajingga menggambarkan seseorang yang, meskipun sering dianggap remeh oleh orang lain, memiliki tekad kuat untuk mencapai tujuannya.

Namun, ia diingatkan bahwa setiap langkah dalam hidup harus sejalan dengan kehendak ilahi.

“Hidup ini adalah perjalanan yang penuh dengan ujian dan cobaan, dan kita harus selalu eling, sadar akan keberadaan Tuhan dalam setiap langkah kita,” jelasnya.

Ia menambahkan, manusia harus menjalani hidup mengikuti skenario Sang Pencipta dengan menjalani “hirup eling” bukan “hirup cicing atau hirup nyaring”.

Lebih jauh, Aan berharap melalui seni Wayang Golek, generasi muda dapat mengambil pelajaran berharga tentang kehidupan.

“Generasi muda harus bangun dari mimpi-mimpi kosong dan mulai mengikuti skenario Sang Pencipta. Ini bukan tentang hidup dengan hiruk-pikuk duniawi (hirup nyaring) atau sekadar berdiam diri (hirup cicing), tetapi tentang hidup dalam kesadaran yang penuh (hirup eling),” pesan Aan.

Pagelaran ini menjadi bagian dari rangkaian acara peringatan HUT ke-79 RI di Desa Pajawankidul, yang juga dihadiri oleh tokoh masyarakat, termasuk Calon Bupati Kuningan, Yanuar Prihatin, yang turut memberikan pesan penting tentang pelestarian budaya dan peran generasi muda dalam menjaga warisan leluhur. (NARS)

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *