Perintis Partai Gerindra Kuningan Geram, Klaim Kepemimpinan Toto Tohari Disoal
KUNINGAN – Sejumlah tokoh senior perintis Partai Gerindra Kabupaten Kuningan menyatakan kegeramannya terhadap klaim Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Kuningan, Toto Tohari, yang mengaku telah mendapat penugasan untuk mengisi kekosongan kepemimpinan di Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Kuningan.
Ditemui di kediaman salah seorang tokoh ini, Jum’at (20/09/2024) malam, mereka mengaku perlu mengambil langkah untuk meluruskan aturan partai yang sudah dilanggar pengurusnya sendiri.
Tokoh-tokoh yang memprotes klaim tersebut antara lain mantan Sekretaris DPC, Abdul Latif Usman, dan mantan Wakil Ketua DPC Gerindra periode 2008-2013, Ambar Saputro. Mereka menilai klaim Toto Tohari itu tidak sesuai dengan aturan partai.
Abdul Latif Usman mengatakan, perlu adanya klarifikasi mengenai pernyataan Toto yang dianggap melenceng dari Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Gerindra.
“Saudara Toto Tohari ini asal berbicara soal pengambilalihan kepemimpinan DPC Gerindra. Di dalam organisasi partai politik, tidak boleh sembarangan bicara. Semua harus sesuai AD/ART dan harus ada bukti otentiknya,” tegas Latif.
Latif menambahkan, klaim Toto yang menyebut dirinya telah ditugaskan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra untuk mengisi kekosongan pimpinan harus disertai bukti berupa surat penugasan resmi.
“Kalau memang benar ada penunjukkan secara lisan dari DPD, itu tidak bisa dijadikan dasar bagi Toto untuk bertindak sebagai pimpinan. Tidak bisa hanya lisan, harus sesuai prosedur,” jelasnya.
Latif juga mengkritik sikap Toto yang dinilainya arogan dan terkesan “main koboi” dalam mengklaim jabatan Ketua DPC.
“Sebagai kader Partai Gerindra Kabupaten Kuningan, saya menolak kepemimpinan Toto di DPC dan akan memperjuangkan martabat partai ini ke DPP,” ujar Latif dengan nada tegas.
Senada dengan Latif, Ambar Saputro juga merasa prihatin dengan kondisi internal partai. Meski saat ini ia tidak lagi berada dalam struktur kepengurusan partai, Ambar menyatakan dirinya tidak akan tinggal diam jika ada pihak yang berupaya “mengacak-acak” partai yang selama ini dibanggakan.
“Demi menyelamatkan partai, saya tidak rela jika ada yang bertindak seenaknya. Banyak pihak yang tersinggung dengan pengakuan Toto ini,” tegas Ambar.
Ambar juga menjelaskan bahwa sesuai AD/ART Partai Gerindra, pergantian Ketua DPC harus melalui prosedur yang jelas.
“Pergantian Ketua DPC harus diusulkan oleh DPD dan ditetapkan serta disahkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dengan persetujuan Ketua Dewan Pembina. Tidak bisa asal ngomong sudah ditunjuk, tapi hingga saat ini kami belum melihat bukti surat penunjukannya,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ambar menambahkan bahwa penyempurnaan atau pergantian pengurus DPC harus diputuskan melalui Rapat Pleno DPC, direkomendasikan oleh DPD, dan kemudian diajukan kepada DPP untuk disahkan.
“Jadi semuanya harus sesuai prosedur, tidak boleh asal klaim,” pungkasnya.
Untuk diketahui, selepas terbitnya surat pengunduran diri Ketua DPC Partai Gerindra Kuningan, Dede Ismail, baik dari DPD Partai Gerindra Jabar maupun dari DPP, belum menerbitkan surat jawaban ataupun surat pemberhentian Dede Ismail.
Namun, dalam tiap kesempatan, Wakil Ketua DPC Partai Gerindra Kuningan, Toto Tohari, mengklaim sudah mendapatkan restu penugasan dari DPD untuk memimpin partai agar tidak terjadi stagnasi dalam pergerakannya.
Terlebih, saat ini semua partai sedang fokus dalam pemenangan Pilkada serentak tahun 2024, yang akan digelar 27 November nanti. (NARS)