KUNINGAN – Langit cerah di Hari Selasa (10/7/2025), mengiringi langkah Hj Tina Wiryawati, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, saat mengunjungi destinasi wisata Sawah Lope di Desa Cikaso, Kecamatan Kramatmulya. Begitu tiba di lokasi, ia tampak tertegun. Matanya menyapu hamparan sawah yang kini dipenuhi fasilitas rekreasi yang tertata apik yang membuatnya pangling.
Wajah Tina yang dikenal gigih memperjuangkan pengembangan pariwisata pedesaan itu, merekah bahagia. Betapa tidak, tempat yang dulu hanya berupa lahan persawahan biasa, kini menjelma menjadi ikon wisata unggulan Kabupaten Kuningan.
- Serikat Pekerja PDAU Kuningan Soroti Seleksi Direktur: Hindari Balas Jasa
- Kisah Inspiratif Sekda Kuningan U Kusmana: Awali Karir PNS Gunakan Ijazah SMP
- Sinergikan Kepala SKPD Jadi Langkah Pertama U Kusmana Pasca Dilantik Menjadi Sekda Kuningan
- U Kusmana Resmi Dilantik Jadi Sekda Kuningan, Bupati Dian: Jadilah Dirijen Pembangunan dan Pelita Bagi ASN
- Polda Jabar Percepat Transformasi Digital Lewat Penerapan Tanda Tangan Elektronik
Bahkan, sejak diinisiasi pada 2020 lalu bersama akademisi dari STIEPARI Semarang, Sawah Lope telah menorehkan banyak prestasi.“Ini luar biasa. Saya benar-benar tidak menyangka perkembangannya sepesat ini,” ujar politisi dari Fraksi Gerindra itu penuh rasa syukur.

Kini, Sawah Lope bukan sekadar destinasi alam. Berbagai fasilitas seperti gazebo, taman bermain anak, kolam renang, kolam terapi ikan, kolam pemancingan, restoran khas Sunda, pendopo, hingga spot-spot foto Instagramable, menjadikannya tujuan favorit wisatawan lokal.
Bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga nilai-nilai kebersamaan dan pemberdayaan masyarakat lokal yang kuat terasa di tempat ini.
Sejak berdiri pasca pandemi COVID-19, pengelolaan Sawah Lope memang digerakkan oleh semangat warga. Tak kurang dari 30 pedagang kecil dari sekitar desa ikut ambil bagian dalam roda ekonomi wisata ini.
Bagi Tina, inilah bukti nyata bahwa wisata bisa menjadi jalan kemandirian desa.Namun lebih dari itu, Tina punya harapan besar. Ia mengusulkan agar sebagian pendapatan dari wisata ini dapat digunakan untuk memberikan beasiswa pendidikan kepada anak-anak kurang mampu di sekitar lokasi.
“Kalau sudah terpenuhi kebutuhan operasional dan pengembangan, saya kira bisa disisihkan untuk membantu anak-anak warga sini yang ingin sekolah tapi terbatas biaya,” ucap Tina.
Usul itu pun disambut baik oleh Daeng Ali, pengelola Sawah Lope. Ia menyampaikan terima kasih atas peran besar Tina Wiryawati dan STIEPARI Semarang dalam membimbing pengelolaan wisata ini.“Berkat dorongan dan bimbingan beliau-beliau ini, Sawah Lope bisa terus berkembang dan jadi kebanggaan kami,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor STIEPARI Semarang, Prof Haniek Listyorini, mengingatkan agar pengembangan Sawah Lope tetap menjaga nuansa alam pedesaan. Ia menyarankan agar ke depan pengelola fokus pada wisata edukasi, seperti paket belajar pertanian hingga program menginap di guest house untuk wisatawan.
“Fasilitasnya sudah cukup. Jangan sampai penambahan fisik menghilangkan ruh sawah dan alamnya. Yang perlu dikembangkan sekarang adalah paket wisata yang punya nilai edukatif dan pengalaman langsung,” kata Haniek. (NARS)










