KUNINGAN – Partisipasi Kabupaten Kuningan dalam cabang olahraga berkuda di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) mendatang kini berada di ujung tanduk. Ancaman ini ironisnya muncul justru setelah kontingen daerah berhasil menorehkan prestasi gemilang di kancah nasional.
Kekecewaan mendalam datang dari pemilik Dez Stable Kuningan, Ferdela Fernandez. Ia secara terbuka menilai Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Kuningan yang disebutnya “mati suri” atau pasif.
- Anak Buah Prabowo Apresiasi Dakwah Sosial Ciptawening Subang di Momentum Maulid Nabi dan Hari Santri
- Yayasan Ciptawening Gelar Aksi Sosial Peringati Maulid Nabi dan Hari Santri
- Wahyu Hidayah Usung Akselerasi Investasi sebagai ‘Jalan Keluar’ Atasi Pengangguran dan Kemiskinan Ekstrem di Kuningan
- Peserta Terlama Diuji, U Kusmana ‘Kupas Tuntas’ Visi Sekda di Depan Tim Penguji
- Beni Prihayatno: Uji Kompetensi Manajemen Talenta Saring Calon Sekda yang Benar-benar Kompeten
Menurutnya, tidak ada komunikasi maupun pembinaan yang jelas menjelang perhelatan Porprov yang hanya tersisa satu bulan lagi.

Padahal, Dez Stable baru saja membawa pulang dua gelar juara dari Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Pacuan Kuda Pordasi ke-59 Seri II di Yogyakarta pada Minggu (19/10/2025).
Dalam ajang bergengsi tersebut, kuda bernama “Unexpected Boy” berhasil meraih podium Juara ke-3 di kelas C Sprint (1.100 meter), disusul oleh kuda “Jayden Hyde” yang juga menyabet Juara ke-3 di kelas Remaja Divisi 2.
“Kami bersyukur, nama Kuningan berkibar di jubah kuda dan ini menambah poin untuk Jabar,” ujar Ferdela, Selasa (21/10/2025).
Namun, kemenangan yang diraih di bawah bendera Jawa Barat dengan joki asal Tasikmalaya (Rusman Tio) itu terasa hampa. Ferdela menegaskan bahwa akibat kevakuman Pordasi, ia serius mempertimbangkan untuk tidak menurunkan kuda-kuda juaranya mewakili Kuningan.
”Kami bisa saja beralih untuk mewakili daerah lain. Ini adalah bentuk kekecewaan kami karena tidak ada dukungan dan pembinaan yang jelas,” ujarnya.
Ferdela menyebutkan, julukan Kuningan sebagai “Kota Kuda” tidak diimbangi dengan fasilitas yang memadai. Menurutnya, ada dua kendala utama yang menghambat kemajuan olahraga ini: ketiadaan lapangan pacuan khusus dan minimnya joki lokal Kuningan yang memiliki lisensi.
”Harapan kami ke depannya Kuningan memiliki fasilitas lapangan sendiri, dan yang paling penting, Pordasi harus aktif untuk membina atlet,” ungkapnya.
Meskipun dihadapkan pada ketidakpastian internal, Dez Stable tetap menunjukkan komitmennya di dunia pacuan. Mereka dijadwalkan akan kembali bertanding di disiplin Equestrian pada event Jabar Classic di Cibubur, 25-26 Desember mendatang. (Nars)










