KUNINGAN – Di tengah kasus kematian sejumlah kambing milik warga di Kecamatan Hantara yang diduga diterkam hewan buas, sebuah video penampakan macan tutul hitam tersebar luas dan memicu keresahan. Namun, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat wilayah Cirebon memastikan bahwa video tersebut adalah bukan peristiwa penampakan macan tutul di Kabupaten Kuningan.
Saat dikonfirmasi pada Kamis (7/8/2025) malam, Kepala BKSDA Jawa Barat wilayah Cirebon, Slamet Priambada, menjelaskan bahwa video yang beredar di media sosial itu tidak merekam kejadian di wilayah Kuningan.
- Video Penampakan Macan Tutul Hitam Disebut-sebut Terjadi di Kecamatan Hantara, BKSDA Pastikan Bukan di Kuningan
- Heboh Video Penampakan Macan Tutul Hitam, Dikaitkan Teror Hewan Ternak di Kuningan
- APBD Kuningan ‘Sakit’, PKS Usul Serahkan Manajemen RSUD Linggajati ke Pemprov Jabar
- Tempuh 33 Km dengan Berlari dari Rumah ke Kantor, Camat Subang Ajak Selamatkan Hutan dari Kerusakan Parah
- Warga Karangkamulyan Sulap Ratusan Meter Jalan Desa Jadi Lorong Merah Putih yang Syahdu
“Yang pasti bukan kejadian di Kuningan walaupun yang mengunggah salah satu warga di Kuningan,” tegas Slamet.
Setelah ditelusuri di platform pencarian dunia maya, unggahan video yang sama persis dengan video yang tersebar ditemukan. Video yang diunggah di salah satu akun media sosial YouTube pada 5 Agustus 2025 itu menyebutkan penampakan macan kumbang tersebut terjadi di kawasan hulu Sungai Citanduy.

Meski video penampakan tersebut dipastikan hoaks, pihak Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Kuningan tetap mengonfirmasi adanya kasus kambing mati yang diduga diterkam macan.
Kepala Diskanak, A Taufik Rohman, membenarkan bahwa pihaknya telah meninjau langsung ke lapangan pasca hebohnya kasus ini. Selama beberapa bulan terakhir, lebih dari 20 ekor kambing di dua desa, yaitu Desa Tundagan dan Desa Cikondang, menjadi korban.
“Diskanak Kuningan telah berkoordinasi dengan BKSDA Jawa Barat wilayah Cirebon untuk mencari solusi. Sejumlah upaya telah dilakukan untuk mengusir macan tutul, antara lain dengan meletakkan kotoran singa di area yang diduga menjadi wilayah jelajah predator tersebut,” terang Taufik.
Selain itu, warga juga diimbau untuk membunyikan kentongan pada waktu-waktu tertentu agar hewan buas itu menjauh. Secara bertahap, Diskanak Kuningan juga membantu pemasangan pagar kawat berduri untuk membatasi ruang gerak predator agar tidak kembali memangsa hewan ternak milik warga. (Nars)