KUNINGAN – Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, mengungkapkan persoalan kurangnya tenaga penyuluh pertanian dalam sambutannya di acara Jambore Penyuluh Pertanian 2025 yang digelar di Kebun Raya Kuningan, Selasa (29/4/2025).
Bupati Dian mengatakan saat ini Kabupaten Kuningan memiliki 244 penyuluh pertanian, yang terdiri dari 166 Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) ASN, 13 PPL PPK, dan 65 PPL Tenaga Harian Lepas (THL) dari Provinsi Jawa Barat.
- BTNGC Klaim Longsor Bukan Dampak Pembangunan Arunika, Bupati Kuningan Bicara Begini
- Dede Ismail Desak Pembentukan Tim Investigasi Gabungan, Soroti Longsor di Bawah Arunika
- Pelatihan Bela Negara Pelajar SLTP di Kuningan, Bupati Dian: Investasi Moral untuk Anak Bangsa
- Jalan Penghubung Citenjo–Bantar Panjang Nyaris Putus, Warga Malah Singgung Harga Karpet Rp99 Juta
- Longsor di Kawasan Bawah Wisata Arunika, Pemerhati Lingkungan Ingatkan Risiko Daya Dukung Alam
Namun, jumlah tersebut dinilai masih belum ideal untuk mengoptimalkan pelayanan kepada petani di lapangan.“Saat ini, satu penyuluh membina satu hingga tiga desa. Idealnya, satu desa memiliki satu penyuluh. Ini menjadi tantangan kita bersama,” kata Bupati Dian.
Ia menekankan bahwa kekurangan tenaga penyuluh ini tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah daerah, melainkan membutuhkan dukungan kebijakan dari pemerintah pusat.
Bupati juga menyinggung rencana penarikan kepegawaian penyuluh ke pusat, dan berharap langkah tersebut justru memperkuat kapasitas penyuluh, bukan malah memperlemah pelayanan di tingkat desa.
“Kami berharap dengan dukungan Bapak Menko Pangan, pemenuhan kebutuhan penyuluh dan penguatan kelembagaannya dapat segera dipercepat. Penyuluh adalah ujung tombak pengembangan pertanian modern dan berkelanjutan,” tegasnya.Acara
Jambore Penyuluh Pertanian ini, imbuhnya, diharapkan menjadi wadah untuk meningkatkan kapasitas SDM pertanian dan mempercepat kemajuan pertanian Kabupaten Kuningan.
Dalam kesempatan itu, Bupati Dian juga mengajak generasi muda untuk melihat profesi penyuluh dan petani sebagai bidang yang modern dan berdaya saing global. Hal ini sejalan dengan upaya Kuningan mendorong transformasi sektor pertanian melalui program-program inovatif seperti BERNAS, BANG PUPUK, dan Taman Masagi. (Nars)