KUNINGAN – Setelah enam hari pencarian intensif, Tim SAR gabungan akhirnya menemukan jasad Akbar Maulana (10), bocah asal Desa Sadamantra, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, yang dilaporkan hanyut di Sungai Cikadongdong. Korban ditemukan pada Kamis (20/3/2025) sekitar pukul 11.10 WIB di Bendungan K3, Desa Sangkanurip, Kecamatan Cigandamekar.
- Program MBG di Purwawinangun Pastikan Gizi Seimbang untuk Balita dan Ibu Hamil
- Ini 10 Fakta Kunci Penemuan Mayat di Puncak Ciremai, Dari Identifikasi Hingga Evakuasi Dramatis
- Evakuasi Mayat dari Puncak Ciremai Selesai Pukul 23.00 WIB, Ini Penjelasan Kapolres Kuningan
- Misteri Mayat Puncak Ciremai Terungkap, Korban Warga Sangkanmulya Cigandamekar yang Hilang Sebulan
- Satu Rumah dan Saung di Desa Darma Kuningan Juga Rusak Diterjang Angin Kencang
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana, membenarkan bahwa jasad korban berhasil dievakuasi setelah upaya pencarian yang melibatkan berbagai pihak, termasuk BPBD, Damkar, TNI, Polri, relawan, dan warga setempat.
Sejak hari pertama, tim telah melakukan penyisiran sepanjang aliran Sungai Cikadongdong hingga ke Bendungan Moncongos di Kabupaten Cirebon. Pada hari keenam, pencarian dipusatkan ke Bendungan Lame dan Bendungan K3, hingga akhirnya korban ditemukan.

Kejadian tragis ini bermula pada Sabtu (15/3/2025), ketika Akbar bersama lima temannya sedang menyeberangi sungai setelah menerbangkan burung merpati. Nahas, korban tergelincir dan tenggelam di perairan dengan kedalaman sekitar 1,5 meter.
Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, turut mengikuti perkembangan pencarian dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang serta mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di sekitar sungai, terutama saat musim hujan.
Setelah ditemukan, jasad Akbar langsung dievakuasi dan diserahkan kepada keluarga untuk prosesi pemakaman. BPBD Kabupaten Kuningan mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya di aliran sungai, terutama bagi anak-anak, guna menghindari insiden serupa di masa mendatang. (Nars)










