KUNINGAN – Kemunculan macan tutul di kawasan hutan di Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan, bukan hanya beberapa hari terakhir ini saja. Salah seorang petani asal Desa Gunungmanik, Kecamatan Hantara, Asep, mengaku dirinya sering melihat penampakan sosok macan tutul tersebut saat pergi ke ladang tempatnya bertani.
”Saya sering menemukan penampakan macan tutul ini saat sedang pergi ke ladang. Jalur eksplorasi macan ini memang sepanjang hutan dari Desa Gunungmanik, Citapen, hingga Hantara. Bahkan hingga hutan di balik bukit yakni di Desa Gunungaci Kecamatan Subang,” kata Asep saat dikonfirmasi Sabtu (19/4).
- PKS Kuningan Lantik Kepengurusan Baru DPC dan DPRa, Fokuskan Penyegaran dan Penguatan Kader
- LSM Frontal Soroti Pemborosan APBD Kuningan, Pengadaan Drone Dinilai Tak Prioritas
- Sudah 50 Siswa di Kuningan Daftar Program Pembinaan di Barak TNI
- Komponen PJU di Jalan Desa Balong Kuningan Raib, Dishub Laporkan ke Polisi
- Pasca Serangan Hewan Buas, Peternak di Cikondang Pilih Jual dan Pindahkan Kambing
Menurut Asep, macan tutul memang sering mendekat ke lahan-lahan pertanian dan kandang milik warga yang berada di pinggir hutan. “Turun mendekati pinggir hutan, karena di hutannya diduga sudah jarang makanannya,” jelasnya.
Asep juga pernah menemukan bangkai babi hutan dan lutung di ladangnya, yang diduga bekas dimangsa macan tutul. “Yang suka turun ke pinggir hutan dekat lahan warga memang jenisnya macan tutul. Memang agak bahaya, jenis ini,” katanya.
Namun, Asep membedakan macan tutul dengan macan kumbang. “Kalau macan kumbang, yang warnanya hitam, meskipun agresif, tapi kalau dihalau manusia, ia akan takut,” jelasnya.
Sebelumnya, seekor macan tutul dilaporkan memangsa dua ekor kambing milik warga di Blok Pasir Mindi, Desa Tundagan, Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan. Peristiwa ini terjadi dalam dua waktu berbeda pada Rabu (16/4/2025) dan Jumat (18/4/2025) malam.
Dua kambing yang menjadi korban merupakan milik Sutrisno, salah satu peternak setempat yang memiliki 16 ekor kambing. Menurut keterangan, macan tersebut diduga memanfaatkan celah di kandang lalu naik ke atap untuk masuk ke dalam kandang.
”Kejadiannya dua kali. Yang pertama saat subuh, yang kedua pas waktu magrib. Peternak yang biasa berjaga malam saat itu sedang pulang ke rumah,” kata Kepala Desa Tundagan, melalui Kadus Rusnendi, saat dikonfirmasi Sabtu (19/4/2025).
Rusnendi menambahkan bahwa pemerintah desa telah melaporkan kejadian ini ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan meminta agar dilakukan langkah-langkah mitigasi untuk mencegah kejadian serupa. (Nars)
Pa tolong angkat berita tentang Permendagri nomor 10 tahun 2024 tentang pakaian dinas ASN yg belum di rilis Pemda Kuningan sampai saat ini.
Iya ini kok sampe saat ini belum di berlakukan ya.