Padi Gogo, Solusi Pertanian Lahan Kering di Kuningan

Kuningan Pemerintahan Pertanian

KUNINGAN – Budidaya padi gogo mulai dikembangkan sebagai solusi menghadapi keterbatasan air dan meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Kuningan. Di Desa Setianegara, petani memanfaatkan lahan kering seluas 10 hektare untuk menanam padi gogo dengan sistem tumpang sari bersama kopi.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si, menjelaskan bahwa padi gogo atau padi huma dapat tumbuh tanpa membutuhkan genangan air, sehingga cocok diterapkan di daerah dengan curah hujan terbatas.

“Metode tumpang sari ini tidak hanya meningkatkan produktivitas lahan, tetapi juga membantu petani dalam diversifikasi hasil panen dan peningkatan pendapatan. Dengan kombinasi tanaman yang tepat, lahan bisa dimanfaatkan secara optimal tanpa perlu membuka kawasan baru,” ujarnya.

Selain itu, teknik ini memberikan manfaat tambahan seperti peningkatan kesuburan tanah, efisiensi penggunaan air, serta perlindungan dari erosi.

Menurut Dr. Wahyu, ekstensifikasi melalui Perluasan Areal Tanam padi gogo dapat menjadi strategi jangka panjang dalam menjaga stabilitas produksi beras, terutama di tengah tantangan perubahan iklim.

“Meskipun produktivitasnya lebih rendah dibanding padi sawah, padi gogo tetap menjadi andalan bagi masyarakat di daerah dengan keterbatasan air. Dengan budidaya yang semakin luas, diharapkan ketahanan pangan tetap terjaga,” tambahnya.

Padi gogo sendiri dikenal sebagai varietas yang mampu beradaptasi di lahan tadah hujan, lereng perbukitan, atau kawasan marginal lainnya. Dengan pemanfaatan teknologi pertanian yang tepat, padi gogo dapat menjadi salah satu solusi pertanian berkelanjutan di Kabupaten Kuningan. (Nars)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *