KUNINGAN – Budidaya padi gogo mulai dikembangkan sebagai solusi menghadapi keterbatasan air dan meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Kuningan. Di Desa Setianegara, petani memanfaatkan lahan kering seluas 10 hektare untuk menanam padi gogo dengan sistem tumpang sari bersama kopi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si, menjelaskan bahwa padi gogo atau padi huma dapat tumbuh tanpa membutuhkan genangan air, sehingga cocok diterapkan di daerah dengan curah hujan terbatas.
- Jadwal Imsakiyah dan Waktu Sholat Hari ke-21 Ramadhan, untuk Kabupaten Kuningan dan Sekitarnya
- Doa Hari ke-21 Ramadhan: Mohon Petunjuk dan Perlindungan dari Godaan Setan
- Anggaran Dipangkas 50 Persen, Damkar Kuningan Hanya Layani Kedaruratan Kebakaran
- Jasad Bocah Hanyut di Sungai Cikadongdong Ditemukan pada Hari Keenam Pencarian
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa Kuningan Hari ke-20 Ramadhan 2025
“Metode tumpang sari ini tidak hanya meningkatkan produktivitas lahan, tetapi juga membantu petani dalam diversifikasi hasil panen dan peningkatan pendapatan. Dengan kombinasi tanaman yang tepat, lahan bisa dimanfaatkan secara optimal tanpa perlu membuka kawasan baru,” ujarnya.
Selain itu, teknik ini memberikan manfaat tambahan seperti peningkatan kesuburan tanah, efisiensi penggunaan air, serta perlindungan dari erosi.

Menurut Dr. Wahyu, ekstensifikasi melalui Perluasan Areal Tanam padi gogo dapat menjadi strategi jangka panjang dalam menjaga stabilitas produksi beras, terutama di tengah tantangan perubahan iklim.
“Meskipun produktivitasnya lebih rendah dibanding padi sawah, padi gogo tetap menjadi andalan bagi masyarakat di daerah dengan keterbatasan air. Dengan budidaya yang semakin luas, diharapkan ketahanan pangan tetap terjaga,” tambahnya.
Padi gogo sendiri dikenal sebagai varietas yang mampu beradaptasi di lahan tadah hujan, lereng perbukitan, atau kawasan marginal lainnya. Dengan pemanfaatan teknologi pertanian yang tepat, padi gogo dapat menjadi salah satu solusi pertanian berkelanjutan di Kabupaten Kuningan. (Nars)