KUNINGAN – Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, menduga bahwa terputusnya rantai makanan di habitat asli menjadi penyebab seekor macan tutul masuk ke pemukiman warga Desa Kutamandarakan, Kecamatan Maleber. Pernyataan ini disampaikan Bupati saat meninjau proses evakuasi macan tutul pada Selasa (26/8/2025).
“Saya sudah sepakat dengan pihak BKSDA, macan tutul ini akan dikembalikan ke Gunung Ciremai setelah diobservasi,” ujar Dian. Ia menambahkan bahwa macan tutul jantan berusia sekitar tiga tahunan tersebut akan diobservasi selama kurang lebih satu bulan di lembaga konservasi mitra BKSDA di Bandung sebelum dilepasliarkan.
- Tak Hanya Rumah, Sumber Pencaharian Keluarga di Karangkamulyan Turut Ludes Dilalap Api
- Arief Komara Pimpin FOBI Kuningan, Targetkan Barongsai Jadi Cabor Prestasi Bawa Harum Kuningan
- Lolos Porprov, Wushu Kuningan Siapkan Atlet Sepuluh Bulan Demi Rebut Emas
- Rotasi Jabatan di Korem 063/SGJ, Danrem: Jadilah Ksatria Pelindung Rakyat di Tanah Wali
- Profil Dandim 0615/Kuningan Letkol Hafda Prima Agung: Lulusan Sesko Prancis dengan Penugasan di 5 Negara
Bupati Dian menyampaikan keprihatinannya atas fenomena ini. Ia menyebut bahwa macan tutul tersebut menempuh jarak yang sangat jauh, sekitar 27 kilometer, dari Kecamatan Hantara ke Kecamatan Maleber.
Ia juga mendapat kabar bahwa hampir 80 ekor ternak kambing di Kecamatan Hantara telah dimangsa oleh macan tutul. “Ini macan tutul ini kan masuk ke Kecamatan Maleber. Ini kurang lebih 27 kilometer,” tambahnya.
Fenomena ini, menurut Bupati, menunjukkan adanya ketidakseimbangan ekosistem di habitat mereka. Ia tidak menampik dugaan bahwa ada macan tutul lain, termasuk induknya.
Untuk mencegah kejadian serupa terulang, Pemerintah Daerah (Pemda) Kuningan akan segera mengadakan diskusi kelompok terfokus (FGD) dengan para pemerhati lingkungan dan masyarakat. “Kita akan coba nanti supaya langkah-langkah yang kita lakukan ke depan itu lebih komprehensif,” kata Dian.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap warga yang terdampak, Pemda Kuningan akan memberikan bantuan stimulan kepada peternak yang ternaknya menjadi korban. “Saya inventarisasi kurang lebih ada 106 ekor korban ternak. Mudah-mudahan minggu depan secepatnya akan saya turunkan bantuan itu,” pungkasnya.
Bupati telah menugaskan Kepala BPBD dan Camat setempat untuk mengajukan permohonan bantuan ini. (Nars)