BANDUNG – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Dapil Jabar 13, Hj. Tina Wiryawati, S.H., M.M., resmi dilantik sebagai salah satu Dewan Pembina Wanita Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (Watan HKTI) Provinsi Jawa Barat.
Dengan pengalaman panjang dalam mendorong pertanian berkelanjutan, peran barunya ini semakin memperkuat komitmennya dalam mendukung kesejahteraan petani, khususnya perempuan tani di Jawa Barat.
- Tak Cukup Ngeluh di Medsos, Warga Kuningan Bisa Lapor Langsung ke Bupati via WhatsApp
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa Kuningan Hari ke-18 Ramadhan 2025
- Doa Hari ke-18 Ramadan: Memohon Berkah Sahur dan Cahaya Ilahi
- Cek Hasil Kelulusan SNBP 2025 untuk Seluruh PTN Melalui Link Ini
- Ketua LSM Frontal Desak Kejari Usut Dugaan Korupsi Dana Kesehatan di Kuningan
Dalam keterangannya, Hj. Tina menegaskan bahwa pertanian bukan hanya tentang ketahanan pangan, tetapi juga pilar utama dalam perekonomian masyarakat pedesaan. Ia berkomitmen untuk terus mendorong kebijakan yang berpihak kepada petani, baik dari segi akses teknologi, permodalan, maupun keberlanjutan lingkungan.
“Saya merasa terhormat dapat menjadi bagian dari Watan HKTI Jawa Barat. Ini bukan sekadar amanah, tetapi juga kesempatan untuk memperjuangkan kepentingan petani, terutama kelompok wanita tani yang memiliki peran strategis dalam sektor pertanian,” ujar Hj. Tina.
Dukungan terhadap Pertanian Berkelanjutan Sejak 2014

Perhatian Hj. Tina terhadap sektor pertanian bukanlah hal baru. Sejak 2014, ia telah aktif menggalakkan pembuatan pupuk organik untuk kelompok tani (Gapoktan) dan kelompok wanita tani (KWT) di berbagai daerah. Saat itu, ia berfokus pada pemberdayaan petani di Bangka Belitung, yang menjadi daerah pemilihannya dalam Pileg 2014.
Menurutnya, penggunaan pupuk organik merupakan langkah penting dalam menciptakan pertanian yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
Dengan pengalaman tersebut, ia kini ingin mengembangkan program serupa di Jawa Barat agar petani bisa lebih mandiri dan hasil pertanian lebih berkualitas. “Pupuk organik bukan hanya tentang kesuburan tanah, tetapi juga kemandirian petani. Saya ingin program ini bisa lebih luas diterapkan di Jawa Barat agar petani kita tidak terus bergantung pada pupuk bersubsidi,” tambahnya.
Fokus Watan HKTI: Peran Perempuan dalam Pertanian

Sebagai organisasi yang mewadahi perempuan di sektor pertanian, Watan HKTI memiliki peran strategis dalam meningkatkan kapasitas wanita tani. Hj. Tina menilai bahwa perempuan memiliki andil besar dalam pengelolaan pertanian keluarga dan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
Oleh karena itu, program pelatihan, akses permodalan, hingga penguatan koperasi tani akan menjadi fokus utama dalam perannya di Watan HKTI. “Kita harus memberdayakan perempuan tani, baik dalam hal keterampilan bertani, pemasaran hasil panen, hingga akses pendanaan. Dengan perempuan yang lebih mandiri, maka sektor pertanian kita juga akan lebih kuat,” tegasnya. (NARS)