KUNINGAN – Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menjadi salah satu kabupaten yang dinilai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam upaya mendapatkan penghargaan Adipura.
Tim dari KLHK melaksanakan kunjungan di beberapa lokasi di Kabupaten Kuningan untuk mengevaluasi dan mengukur sejauhmana upaya pengelolaan lingkungan hidup telah dilakukan.
Salah satu lokasi yang menjadi pusat perhatian adalah Desa Kertayasa, Kecamatan Sindangagung. Desa ini berhasil menarik perhatian tim penilai dari KLHK berkat Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu dengan metode reuse, reduce, dan recycle (TPS3R) yang aktif dan berhasil.
Kepala Desa Kertayasa, Arief Amarudin, Selasa (08/08/2023), menjelaskan, pengelolaan sampah di Desa Kertayasa telah terintegrasi dan terpadu dengan baik.
Selain kesadaran warga dalam memilah sampah di rumah, Pemerintah Desa Kertayasa juga merancang program pengelolaan sampah terpadu yang diberi nama “Yuni Sarah” (Yuk Nikmati Sampah jadi Rupiah).
“Program ini telah diatur secara formal melalui peraturan desa, memastikan bahwa pengelolaan sampah dapat berjalan tertib dan efektif,” ungkap Arief.
Dalam sistem pengelolaan yang telah diterapkan, Arief menjelaskan, warga melakukan pemilahan sampah di rumah sebelum kemudian diserahkan kepada petugas di lokasi TPS3R.
Sampah organik diolah menjadi pupuk organik cair dan pakan maggot, larva lalat BSF yang merupakan pakan ternak yang bermanfaat.
Sedangkan sampah anorganik, terutama plastik, dipilah dan dijual kepada perusahaan Indocement.
“Dan masih ada produk hasil olahan sampah ini, yakni kasgot untuk pupuk pertanian dan kompos,” ujarnya.
Keberhasilan program Yuni Sarah tidak hanya terlihat dari segi lingkungan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif bagi warga Desa Kertayasa.
Semua warga yang berpartisipasi dalam program ini mendapatkan poin yang dapat ditukar dengan uang atau barang lainnya, sehingga memberikan tambahan penghasilan bagi keluarga di desa tersebut.
“Alhamdulillah kami bisa mengajak warga untuk merubah pola pikir dan kebiasaan warga dalam mengelola sampah. Di Kertayasa, sampah bukan barang yang menjijikan, karena bisa jadi sumber pendapatan keluarga,” ungkap Arief lagi.
Program Yuni Sarah dan upaya nyata yang telah dilakukan oleh warganya dalam menjaga lingkungan, ternyata sekaligus bisa meningkatkan kesejahteraan.
“Membuang sampah pada tempatnya bukan lagi jadi solusi. Sekarang kita harus ubah polanya jadi mengolah sampah jadi rupiah dengan memilah sampah dari rumah,” tutupnya. (Nars)