KUNINGAN – Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Kuningan, Asep Taufik Rohman, memberikan klarifikasi terkait sumber dana bantuan 107 ekor kambing bagi peternak yang ternaknya dimangsa hewan predator beberapa waktu lalu.
Ia menegaskan bahwa bantuan tersebut berasal dari dana Belanja Tidak Terduga (BTT), bukan dari alokasi anggaran rutin dinasnya.
- Anak Buah Prabowo Apresiasi Dakwah Sosial Ciptawening Subang di Momentum Maulid Nabi dan Hari Santri
- Yayasan Ciptawening Gelar Aksi Sosial Peringati Maulid Nabi dan Hari Santri
- Wahyu Hidayah Usung Akselerasi Investasi sebagai ‘Jalan Keluar’ Atasi Pengangguran dan Kemiskinan Ekstrem di Kuningan
- Peserta Terlama Diuji, U Kusmana ‘Kupas Tuntas’ Visi Sekda di Depan Tim Penguji
- Beni Prihayatno: Uji Kompetensi Manajemen Talenta Saring Calon Sekda yang Benar-benar Kompeten
Penjelasan ini disampaikannya di sela-sela keikutsertaannya dalam seleksi Calon Sekda Kuningan, Jum’at (24/10/2025), untuk menjawab pertanyaan masyarakat.
“Bantuan yang kemarin itu sifatnya dari BTT, karena dianggap darurat,” ungkap Asep. “Kejadian ternak dimangsa oleh hewan predator yang disinyalir macan tutul di dua kecamatan, yaitu Darma dan Hantara, kami ajukan ke BPBD sebagai tanggap darurat,” sambungnya.
Asep membedakan bantuan ini dengan bantuan reguler yang sudah dianggarkan di APBD dan disalurkan melalui kelompok ternak. Menurutnya, kasus serangan predator merupakan bencana bagi peternak sehingga penanganannya harus bersifat khusus dan cepat.
Dalam penyalurannya, Diskanak mengajukan usulan ke BPBD, dan setelah disetujui Bupati, eksekusi dilakukan oleh BPBD. Peran Diskanak adalah memastikan 107 ekor kambing pengganti tersebut dalam kondisi sehat dan berjenis kelamin betina agar dapat berkembang biak.
Sebagai langkah mitigasi, Asep mengaku pihaknya telah melayangkan surat edaran kepada pemerintah desa dan kecamatan terdampak. Isinya menginstruksikan para peternak untuk memperkuat kandang mereka.
“Kami sudah buat surat agar setiap kandang jaraknya dipersempit sehingga predator tidak bisa masuk. Selain itu, kandang yang dekat dengan habitat predator lebih baik didekatkan ke area pemukiman,” kata Opik, sapaannya. (Nars)










