KUNINGAN – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Aneka Usaha Kabupaten Kuningan menargetkan pencapaian status operasional “Sehat” pada tahun 2025. Langkah ini diambil setelah evaluasi kinerja perusahaan menunjukkan skor 44,00 pada kategori “Kurang Sehat”.
Target berikutnya adalah meningkatkan skor menjadi 67,00 untuk mencapai kategori “Sehat”.
Direktur Perumda Aneka Usaha Kabupaten Kuningan, Heni Susilawati, menyampaikan bahwa peningkatan ini akan dilakukan melalui perbaikan di tiga bidang utama: manajemen keuangan, administrasi, dan praktik operasional.
- DPRD Kuningan Sepakati Tuntutan Unjuk Rasa Ribuan Honorer Hari Ini
- Ribuan Honorer di Kuningan Akan Gelar Aksi Damai Siang Ini, Apa Tuntutan Mereka?
- BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Kuningan, Genangan Air dan Longsor Melanda Sejumlah Titik
- Longsor Tutup Akses Jalan Nasional Majalengka-Kuningan Kembali Rabu (15/1) Malam
- Anak Buah Prabowo di Kuningan Minta Distribusi Pupuk Bersubsidi untuk Petani Tidak Dipersulit
“Kami telah menyusun rencana strategis yang terukur untuk memastikan seluruh aspek operasional Perumda berjalan lebih efektif dan efisien. Langkah ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi perusahaan, sehingga dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Kuningan,” ujar Heni, Jumat (3/1/2025).
Penilaian kinerja perusahaan dilakukan berdasarkan kerangka evaluasi resmi yang ditetapkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Dalam kerangka ini, skor kinerja berkisar dari CCC (di bawah 30) hingga AAA (di atas 95). Saat ini Perumda AU Kuningan mendapat penilaian BB (skor 44) yang dibaca “kurang sehat”.
Pada tahun 2025 ini Perumda AU Kuningan menargetkan capaian “sehat” minimal di angka 67.“Kami mengacu pada berbagai regulasi, seperti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah,” jelasnya.
Regulasi ini, imbuhnya, menjadi pedoman dalam pengelolaan keuangan, investasi, dan peningkatan efisiensi operasional. Heni menambahkan, tantangan utama yang dihadapi adalah kondisi bisnis pariwisata di Kuningan yang saat ini tertekan oleh persaingan ketat dan inefisiensi operasional.
Untuk mengatasinya, Perumda akan mengadopsi pendekatan yang lebih adaptif terhadap pasar.“Sejak 2010, kami telah mencatat fluktuasi dalam investasi modal dan pendapatan. Namun, dengan strategi baru ini, kami optimis dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada, baik di sektor pariwisata maupun lini usaha lainnya,” ungkap Heni.
Rencana ini juga mencakup analisis sejarah kontribusi keuangan dan modalitas investasi untuk memperkuat landasan hukum dan operasional.
Selain itu, kolaborasi dengan pemerintah daerah akan ditingkatkan guna memastikan tercapainya target pembangunan berkelanjutan.
Sebagai bagian dari visi jangka panjang, Perumda Aneka Usaha menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan efisiensi sistemik dan penyediaan layanan yang berkualitas.
“Kami berkomitmen untuk menjadikan Perumda sebagai aset strategis Kabupaten Kuningan yang tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga dampak positif bagi masyarakat,” pungkas Heni.
Untuk diketahui, Perumda AU Kuningan mengalami penurunan pendapatan sejak salah satu obyek wisata yang dikelolanya, Waduk Darma, diambil alih oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Sedangkan, sejak tahun 2010, Obyek Wisata Waduk Darma ini merupakan satu sumber keuangan yang mendukung pendapatan terbesar Perumda AU Kuningan, di atas 50 persen.
Sejak diambilalihnya pengelolaan Waduk Darma ini, Perumda AU Kuningan terus bertahan dengan mengelola 6 obyek wisata yang berada di kawasan BTNGC agar roda perusahaan tetap berjalan.
Terlebih saat ini Perumda AU sudah mendapatkan Perizinan Berusaha Pengusahaan Sarana Jasa Lingkungan Wisata Alam (PBPSWA) hingga tahun 2057.Izin tersebut diberikan BTNGC sebagai pengelolaan zona pemanfaatan kolam Cigugur, Balong Dalem, Buper Cibeureum, Paniis Singkup dan Talaga Remis Taman Nasional Gunung Ciremai seluas 14,72 Hektar. (Nars)