KUNINGAN – Warga Desa Wano, Kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan, digegerkan oleh serangan ajag (anjing hutan) yang mengakibatkan belasan kambing milik warga mati secara tragis. Peristiwa yang terjadi pada Jumat malam (15/2) itu menimbulkan kerugian besar bagi para peternak.
Salah satu korban, Yoyon, warga Desa Wano mengungkapkan dirinya sempat mendengar suara gaduh dari kandang kambing sekitar pukul 02.00 dini hari. Namun, karena khawatir akan keselamatannya, ia memilih tidak keluar rumah.
- Jadwal Imsakiyah dan Waktu Sholat Hari ke-21 Ramadhan, untuk Kabupaten Kuningan dan Sekitarnya
- Doa Hari ke-21 Ramadhan: Mohon Petunjuk dan Perlindungan dari Godaan Setan
- Anggaran Dipangkas 50 Persen, Damkar Kuningan Hanya Layani Kedaruratan Kebakaran
- Jasad Bocah Hanyut di Sungai Cikadongdong Ditemukan pada Hari Keenam Pencarian
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa Kuningan Hari ke-20 Ramadhan 2025
Ketika pagi harinya hendak memberi makan ternak, ia terkejut mendapati empat ekor kambingnya telah mati dengan luka gigitan di leher dan perut.
“Awalnya saya dengar suara ribut, tapi takut untuk mengeceknya. Paginya saat mau kasih makan, ternyata kambing sudah mati,” ujar Yoyon.

Selain Yoyon, Wahidin, warga lainnya, juga mengalami hal serupa. Sebanyak lima ekor kambingnya ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan.
Kejadian ini bukan yang pertama, karena menurut informasi dari warga, serangan ajag juga terjadi di desa tetangga sehari sebelumnya.
Menanggapi insiden ini, tokoh masyarakat Desa Wano, Dadang Hermawan, meminta aparat terkait untuk segera mengambil tindakan guna mencegah serangan serupa terulang kembali.

“Kami sangat berharap kejadian ini mendapat perhatian serius dari pihak berwenang. Peternak sudah bersusah payah membesarkan ternaknya, jangan sampai mereka terus-menerus menjadi korban. Perlu ada solusi konkret untuk mengatasi ancaman ini,” tegas Dadang.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kuningan, Wawan Setiawan, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah melakukan monitoring dan menduga serangan tersebut memang dilakukan oleh ajag.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Ciamis untuk mencari solusi terkait penanganan ancaman ini.

“Kami sudah melaporkan kejadian ini ke BKSDA dan masih menunggu tindak lanjutnya. Saat ini, belum ada keputusan terkait kompensasi bagi peternak, namun kami terus melakukan koordinasi. Untuk sementara, kami mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan ronda malam guna mencegah serangan berikutnya,” ujar Wawan.
Serangan ajag yang terus berulang ini membuat warga semakin resah. Mereka berharap ada langkah konkret dari pemerintah dan pihak terkait agar teror ini segera berakhir, sebelum lebih banyak ternak yang menjadi korban.