KUNINGAN – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, mengapresiasi keberanian dan dedikasi luar biasa yang ditunjukkan Elon Carlan dan Kokoy Kurnaeti dalam mendirikan Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Taruna Mandiri di Kabupaten Kuningan. Hal itu disampaikan dalam sambutannya pada acara Dialog Pendidikan bertema “Dari SLB untuk Negeri, Vokasi Berdaya Mewujudkan Masa Depan Penuh Karya” yang digelar di SLBN Taruna Mandiri, Kamis (19/6/2025).
- Kasus Bayi Meninggal di RSUD Linggajati Disorot, Dinkes Kuningan Tunggu Hasil Audit Internal Rumah Sakit
- Dugaan Malapraktik di RSUD Linggajati, Kresna Law Office Berikan Somasi, Sebut Perjanjian Damai Di Bawah Tekanan
- Kamus Pokir DPRD Kuningan Lahir dari Konsensus Eksekutif-Legislatif, Bukan Intervensi Bupati
- Damkar Kuningan Beraksi Cepat, Balita Terjepit Pintu ATM di RSUD 45 Berhasil Diselamatkan
- Obyek Wisata Sawah Lope Kuningan Terapkan QRIS, Mudahkan Pengunjung Nikmati Pesona Alam Pedesaan
Menurut Fajar, perjuangan mendirikan sekolah inklusif seperti SLBN Taruna Mandiri tidak mudah. Namun niat baik dan kerja keras akan selalu menemukan jalannya.
“Niat baik dan usaha yang sungguh-sungguh untuk menanam kebaikan memang tidak mudah. Tapi Insya Allah, akarnya akan mencengkeram kuat ke bumi, batangnya menjulang ke langit, dan buahnya bisa dipetik oleh manusia,” ujarnya.
Ia menyebut SLBN Taruna Mandiri Kuningan sebagai inspirasi bagi banyak pihak, terutama dalam hal keberanian dan konsistensi menghadirkan layanan pendidikan inklusif yang bermutu dan berkeadilan.
Kementerian Dikdasmen, lanjut dia, berkomitmen kuat untuk mendukung pendidikan inklusif dan vokasi bagi penyandang disabilitas. Ia menegaskan pentingnya memberikan keterampilan hidup kepada para siswa agar mereka memiliki bekal mandiri ketika terjun ke masyarakat.

“Kami akan mendukung program vokasi di SLBN Taruna Mandiri. Anak-anak kita harus dibekali keterampilan hidup yang membanggakan, yang berguna bagi dirinya sendiri dan lingkungannya,” kata Fajar.
Ia juga menilai pentingnya peran guru dalam pendidikan inklusif. Menurutnya, guru adalah ujung tombak dan pilar fundamental yang tak tergantikan dalam membentuk karakter dan kompetensi siswa berkebutuhan khusus.
Lebih lanjut, Wamen Dikdasmen Fajar menyebutkan tidak boleh ada lagi diskriminasi antara sekolah negeri dan swasta. Seluruh sekolah, apapun latar belakangnya, harus mendapatkan hak yang sama untuk berkembang dan memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu.
“Mulai tahun ajaran ini, kami fokus pada pendalaman kompetensi pedagogis dan pendekatan pembelajaran yang bermakna. Bukan sekadar mengejar jumlah materi atau hafalan, tapi memahami dengan gembira dan sadar,” tegasnya.
Sementara itu, pendiri SLBN Taruna Mandiri, Elon Carlan, menjelaskan bahwa sekolah yang berdiri sejak 2007 ini dilengkapi fasilitas memadai untuk menunjang proses pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus. Sejumlah program vokasi seperti keterampilan kerja disiapkan untuk mendukung kemandirian siswa.

“Kami ingin anak-anak tidak hanya mendapat ilmu akademik, tapi juga keterampilan sesuai bakat mereka. Program ini telah kami sinergikan dengan berbagai mitra usaha dan core bisnis,” ujar Elon.
Ia menambahkan, vokasi di SLBN Taruna Mandiri menjadi bentuk nyata keseriusan lembaga dalam mempersiapkan siswa disabilitas agar siap bersaing di dunia kerja. Sejak berdiri, sekolah ini juga telah mencetak berbagai prestasi yang membanggakan di tingkat lokal maupun nasional.
Acara dialog ini dihadiri oleh sejumlah tokoh pendidikan, guru, dan orang tua siswa yang berharap pendidikan inklusif terus mendapat perhatian dan dukungan dari semua pihak, demi masa depan yang setara dan berdaya bagi semua anak bangsa. (NARS)