KUNINGAN – Metode sosialisasi wawasan kebangsaan yang konvensional dan kaku dinilai sudah tidak relevan lagi bagi generasi muda saat ini. Hal tersebut mendasari Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Hj. Tina Wiryawati, untuk menggelar sosialisasi dengan konsep berbeda di Villa De La Tina, Kuningan.
Legislator dari Fraksi Gerindra ini menekankan pentingnya inovasi dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada Generasi Z.
- Gelar “Sapa Warga” di Cigugur, Ika Siti Rahmatika Dorong Kolaborasi Budaya dan Ekonomi
- Demo di Tengah Hujan, Mahasiswa Tuding Legislator Hanya Butuh Rakyat Saat Kampanye
- Pastikan “Steril” Narkoba, Warga Binaan Baru Lapas Kuningan Wajib Jalani Tes Urine
- Jadwal Audiensi Diundur, Ketua PERMAHI: Isu Air Keruh dan Dugaan Korupsi Tetap Kami Kawal
- Wujudkan “Kuningan Nol Sampah” Rumah Sadulur Gandeng Ratusan Desa Belajar Kelola Sampah
Menurutnya, pendekatan yang bersifat doktrinasi di dalam ruangan tertutup cenderung membosankan dan tidak efektif. ”Anak muda sekarang, Gen Z itu kritis dan dinamis. Kalau kita pakai cara lama, duduk diam mendengarkan ceramah berjam-jam, pasti mereka ngantuk dan materinya tidak masuk,” ujar Hj. Tina Wiryawati di sela-sela kegiatan.
Oleh karena itu, Tina menggandeng Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jawa Barat untuk merancang kegiatan yang menyatu dengan alam (nature-based learning).
Ia meyakini bahwa pintu masuk mencintai negara bisa dimulai dari mencintai kekayaan alam dan satwanya.”Konsepnya kita ubah menjadi lebih interaktif dan menyenangkan (fun). Kita hadirkan tokoh-tokoh yang mereka idolakan, seperti pecinta Satwa dan alam terbuka serta aktivis lingkungan. Logikanya sederhana, jika mereka sudah cinta pada alam dan satwa Indonesia, otomatis mereka akan menjaga tanah airnya,” jelas Tina.
Lebih lanjut, Tina berharap metode “jemput bola” dengan gaya bahasa dan suasana yang youthful ini dapat membentengi generasi muda dari ancaman disintegrasi bangsa, sekaligus mempersiapkan karakter tangguh menyongsong Indonesia Emas 2045.
”Intinya wawasan kebangsaan itu harus asyik. Kita ingin mereka bangga menjadi Indonesia bukan karena paksaan, tapi karena kesadaran yang tumbuh dari hal-hal yang mereka sukai,” kata Tina.
Sementara, Kepala Badan Kesatuan Bangsa, dan Politik Provinsi Jawa Barat, Wahyu Wijaya menjelaskan, agenda Sosialisasi Wawasan Kabangsaan dengan tema membangun karakter dan nilai nasionalisme di kalangan muda berarti menanamkan, mengembangkan, dan memperkuat sikap serta perilaku generasi muda agar memiliki rasa cinta tanah air.
” Juga untuk menanamkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, dan semangat untuk berkontribusi bagi kemajuan negara,” tandasnya.
Membangun karakter, imbuhnya adalah usaha sadar dan terencana untuk membentuk kepribadian seseorang agar berperilaku sesuai nilai moral, etika, dan budaya bangsa.
”Kenapa sasarannya generasi muda? Karena mereka adalah kelompok masyarakat yang menjadi penerus bangsa dan memiliki peran penting dalam menentukan arah masa depan Indonesia,” kata Wahyu.
Karena itu, sebutnya, pembentukan karakter dan nilai nasionalisme sejak muda menjadi pondasi untuk mencegah disintegrasi dan sikap apatis terhadap bangsa. (Nars)










