Jalur Pendakian Gunung Ciremai Dibuka Kembali, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi Pendaki

Jawa Barat Kuningan Lingkungan

KUNINGAN – Setelah ditutup sementara sejak 28 Oktober 2024 untuk pemeliharaan ekosistem, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) secara resmi membuka kembali jalur pendakian ke puncak Gunung Ciremai (3.078 mdpl), yang dikenal sebagai atap Jawa Barat.

Jalur pendakian dibuka mulai 22 November 2024 dengan sejumlah aturan dan ketentuan yang harus dipatuhi oleh para pendaki.

Kepala Balai TNGC, Toni Anwar, mengatakan bahwa pembukaan jalur pendakian dilakukan setelah melalui proses evaluasi dan pemeliharaan ekosistem di kawasan Gunung Ciremai.

“Setelah mempertimbangkan berbagai aspek, jalur pendakian Gunung Ciremai resmi dibuka kembali. Namun, kami menekankan pentingnya mematuhi aturan untuk menjaga keselamatan pendaki dan kelestarian lingkungan,” ujarnya, Jum’at (22/11/2024).

Aturan dan Syarat Pendakian

BTNGC telah menetapkan beberapa aturan wajib yang harus dipenuhi oleh calon pendaki, di antaranya:

1. Booking Online: Pendaki diwajibkan melakukan pendaftaran melalui situs resmi [www.bookingciremai.menlhk.go.id](http://www.bookingciremai.menlhk.go.id).

2. Durasi Pendakian: Pendakian dibatasi untuk waktu 2 hari 1 malam. Pendakian tektok (pendakian pulang-pergi dalam sehari) belum diperbolehkan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.

3. Registrasi Ulang: Pendaki harus melakukan registrasi ulang di basecamp, meliputi pemeriksaan kesehatan, pembayaran jasa pelayanan, safety talk, dan pemeriksaan perlengkapan.

4. Kemah di Transit Camp: Berkemah hanya di lokasi yang telah ditentukan.

5. Patuhi Larangan: Pendaki wajib mematuhi larangan selama kegiatan pendakian dan mengutamakan keselamatan, keamanan, ketertiban, serta kebersihan.

6. Perlengkapan: Pendaki diwajibkan membawa perlengkapan pribadi dan kelompok sesuai standar yang ditetapkan.

Komitmen Jaga Ekosistem

Toni Anwar menambahkan bahwa pembatasan-pembatasan ini bertujuan untuk melindungi ekosistem Gunung Ciremai dari kerusakan akibat aktivitas manusia yang tidak terkendali.

“Gunung Ciremai merupakan salah satu aset ekologi penting di Jawa Barat. Pemeliharaan ekosistem dilakukan untuk menjaga keberlanjutan flora, fauna, dan lingkungan alaminya. Oleh karena itu, kami minta para pendaki untuk mematuhi aturan yang ada,” tambah Toni.

BTNGC juga mengingatkan pendaki untuk mempersiapkan fisik dan perlengkapan dengan baik sebelum memulai pendakian. Para pendaki diimbau untuk selalu mematuhi panduan dari petugas basecamp demi keselamatan dan kenyamanan bersama.

Gunung Ciremai, dengan ketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut, adalah destinasi favorit para pendaki. Pemandangan dari puncaknya yang memukau serta tantangan jalurnya yang bervariasi selalu menarik ribuan pendaki setiap tahun. (Nars)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *