Home / Lingkungan / Waspada Pancaroba Ekstrem: BPBD Kuningan Siagakan Stakeholder Hadapi Puncak Hujan Jawa

Waspada Pancaroba Ekstrem: BPBD Kuningan Siagakan Stakeholder Hadapi Puncak Hujan Jawa

KUNINGAN – Memasuki masa pancaroba yang diwarnai perubahan cuaca ekstrem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

Masyarakat pun diimbau untuk lebih waspada terhadap dampak cuaca yang tidak menentu.

Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana, menyampaikan bahwa wilayah Jawa Barat, termasuk Kabupaten Kuningan, kini telah memasuki awal musim penghujan.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan di Pulau Jawa diperkirakan berlangsung pada Januari hingga Februari mendatang.

Periode transisi saat ini, kata IBE, sapaannya, ditandai dengan kondisi cuaca yang sulit diprediksi — siang hari terasa panas, namun sore atau malam tiba-tiba turun hujan disertai angin kencang.

Ia menambahkan, beberapa insiden pohon tumbang telah terjadi di sejumlah titik akibat hembusan angin kuat. Kejadian tersebut menjadi perhatian serius BPBD untuk mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, terutama terhadap potensi bencana yang bersumber dari perubahan cuaca ekstrem.

Sebagai langkah antisipasi, BPBD Kuningan mengingatkan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kelancaran sistem drainase di lingkungan masing-masing. Masyarakat diminta untuk tidak membuang sampah sembarangan dan memastikan saluran air tidak tersumbat agar tidak menimbulkan genangan saat hujan deras turun.

Selain itu, BPBD juga berencana menggelar Rapat Koordinasi dan Apel Siaga Bencana bersama seluruh pemangku kepentingan. Agenda tersebut dimaksudkan untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan pohon tumbang.

Permasalahan yang cukup krusial, lanjutnya, adalah penanganan pohon di tepi jalan raya. Diperlukan koordinasi lintas instansi untuk melakukan penataan dan pemangkasan agar tidak menimbulkan bahaya saat cuaca ekstrem.

Meski demikian, ia mencatat adanya perkembangan positif dari sisi mitigasi bencana. Selama musim kemarau yang baru berlalu, angka kejadian kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kuningan menurun signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

IBE menambahkan, kesiapsiagaan menghadapi perubahan cuaca adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Ia mengingatkan bahwa anomali cuaca dapat terjadi sewaktu-waktu, sehingga semua pihak perlu tetap waspada dan siaga.

“Cuaca saat ini sulit diprediksi, sehingga kewaspadaan menjadi kunci utama dalam mencegah dampak yang lebih besar, ” sebutnya. (Nars)

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *