JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya dalam menjalankan kebijakan efisiensi anggaran yang berhasil menghemat hingga Rp 300 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Meski demikian, ia memastikan langkah tersebut tidak akan berdampak pada program-program prioritas, khususnya di sektor pendidikan.
Saat menghadiri pertemuan dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di Hambalang, Jawa Barat, Jumat (14/2/2025), Prabowo mengajak seluruh partai dalam koalisi untuk mendukung kebijakan penghematan yang tengah dijalankan pemerintah.
- Kasus Bayi Meninggal di RSUD Linggajati Disorot, Dinkes Kuningan Tunggu Hasil Audit Internal Rumah Sakit
- Dugaan Malapraktik di RSUD Linggajati, Kresna Law Office Berikan Somasi, Sebut Perjanjian Damai Di Bawah Tekanan
- Kamus Pokir DPRD Kuningan Lahir dari Konsensus Eksekutif-Legislatif, Bukan Intervensi Bupati
- Damkar Kuningan Beraksi Cepat, Balita Terjepit Pintu ATM di RSUD 45 Berhasil Diselamatkan
- Obyek Wisata Sawah Lope Kuningan Terapkan QRIS, Mudahkan Pengunjung Nikmati Pesona Alam Pedesaan
“Kita sudah menghemat sekitar Rp 300 triliun. Tidak ada program yang terganggu, apalagi pendidikan,” ujarnya.
Menurut Prabowo, efisiensi anggaran dilakukan dengan memangkas kegiatan yang dianggap kurang mendesak, seperti perjalanan dinas ke luar negeri, seminar, dan forum diskusi yang dinilai tidak berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
“Banyak anggaran yang bisa dialihkan untuk kebutuhan yang lebih mendesak, seperti ketersediaan pupuk, bantuan bibit, serta perbaikan fasilitas pendidikan. Kita tidak perlu terlalu banyak seminar,” tegasnya.
Prabowo menegaskan bahwa kebijakan efisiensi yang diterapkan bukan sekadar langkah penghematan, tetapi juga bagian dari strategi pemerintahan dalam mengalokasikan anggaran secara lebih efektif.
Dengan memastikan tidak ada program prioritas yang terganggu, ia optimistis kebijakan ini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional dalam jangka panjang.(Nars)