KUNINGAN – Kritik tajam yang dilontarkan Penjabat (Pj) Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Kuningan, Dani Iskandar, terkait kinerja pemerintahan di bawah komando Bupati Dr. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., menuai reaksi keras. Pernyataan Dani yang menyebut kebijakan Bupati hanya “populis di atas kertas” dan nihil dampak bagi dunia usaha, dinilai sebagai opini tendensius yang tidak berdasar.
Ketua LSM Frontal Kuningan, Uha Juhana, dengan tegas meluruskan narasi negatif tersebut. Ia menilai, pernyataan Pj Ketua Kadin tersebut sangat subjektif dan seolah menutup mata terhadap fakta pembangunan yang masif di Kota Kuda.
- Libur Nataru, Stok BBM di Kuningan Aman, Sekda: Ada Tambahan Kuota 3 Persen
- Pemilihan Ketua Muslimat NU Kuningan: Raih 22 Suara, Hj. Juju Terpilih Kalahkan Istri Bupati
- Libur Akhir Tahun, Disporapar Kuningan Terjunkan 6 Tim, Monitoring Objek Wisata
- Digembleng 5 Hari di Hutan Ciremai, Candradimuka SMAN 3 Kuningan Lahirkan 10 Kader Konservasi Muda
- Tantang Kadin Kuningan, LSM Frontal: “Jangan Asbun!”
“Pernyataan itu tidak berdasar, subjektif, dan tendensius. Nampaknya yang bersangkutan kurang piknik atau tidak mengikuti perkembangan mutakhir pembangunan Kuningan. Jangan bikin framing seolah-olah pemerintah diam. Kadin harus bijak, ciptakan diskursus sehat, jangan asal bunyi (asbun),” tegas Uha, Rabu (24/12/2025).
Uha mengingatkan bahwa di era otonomi daerah, Bupati Dian Rachmat Yanuar telah membuktikan diri sebagai kepala daerah yang melayani dan berorientasi pada kinerja nyata.
Dengan visi “Kuningan Melesat” (Maju, Empowering, Lestari, Agamis, Tangguh), Uha menyebut berbagai langkah strategis telah dilakukan untuk mengharumkan nama daerah.
Untuk membantah tudingan “populis di atas kertas”, Uha membeberkan deretan fakta prestasi yang diraih Pemkab Kuningan di bawah kepemimpinan Dian Rachmat Yanuar, meski belum genap satu tahun menjabat pasca dilantik Februari 2025 lalu.
“Fakta berbicara. Ekonomi Kuningan Triwulan II 2025 tumbuh 10,42 persen year-on-year, terbaik di Pulau Jawa. Investasi masuk triliunan, termasuk pabrik sepatu yang menyerap 7.000 tenaga kerja dan bioskop senilai Rp 26 miliar. Apakah ini bukan dampak nyata bagi dunia usaha?” cecar Uha.
Selain indikator ekonomi makro, Uha juga menyoroti keberhasilan Pemkab dalam menyehatkan fiskal daerah dengan melunasi utang tunda bayar Rp 96,7 miliar lebih cepat dari jadwal. Di sektor infrastruktur, anggaran Rp 53 miliar telah digelontorkan untuk memperbaiki 153 ruas jalan, ditambah Rp 27 miliar untuk 250 titik jalan lingkungan.
Uha menambahkan, keberhasilan Bupati Dian juga tervalidasi oleh data statistik resmi. Angka kemiskinan turun signifikan menjadi 10,74%, dengan indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan yang juga menyusut drastis. Tingkat pengangguran terbuka pun berhasil ditekan menjadi 7,59%.
”Prestasi ini diakui pihak luar. Bupati dapat Person of The Year, Pinunjul Award 4 kali berturut-turut untuk inflasi, hingga penghargaan pembangunan daerah terbaik kedua se-Jabar. Ini bukti validasi eksternal, bukan klaim sepihak,” paparnya.
Oleh karena itu, Uha mengajak Kadin dan elemen masyarakat lainnya untuk berpikir jernih dan objektif. Ia menegaskan bahwa kepala daerah yang dipilih langsung oleh rakyat membutuhkan dukungan konstruktif untuk merealisasikan janji kampanyenya, bukan kritik yang menjatuhkan tanpa data.
“Kemampuan Bupati mengelola perubahan ini tonggak sejarah birokrasi Kuningan. Siapapun yang bekerja tulus hati, hasilnya akan nyata. Kadin harusnya mendukung, bukan malah membuat persepsi tidak sehat,” tandasnya. (Nars)










