Home / Sosial / Refleksi Sumpah Pemuda, Mumuh: Pemuda Harus Kritis, Pemda juga Harus Peka

Refleksi Sumpah Pemuda, Mumuh: Pemuda Harus Kritis, Pemda juga Harus Peka

KUNINGAN – Dalam momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 tahun 2025, Ketua Karang Taruna Kabupaten Kuningan Mumuh Muhyiddin SH menyerukan pentingnya kolaborasi kritis antara pemuda dan pemerintah. Ia menegaskan, semangat Sumpah Pemuda harus menjadi pengingat bagi generasi muda untuk terus berkiprah di tengah masyarakat, sekaligus menjadi refleksi bagi pemerintah agar lebih peka terhadap potensi pemuda di daerah.

“Pemuda hari ini tidak boleh hanya menjadi penonton. Karang Taruna khususnya, harus hadir, bergerak, dan memberi manfaat bagi lingkungan sosialnya. Di situlah makna pengabdian sejati pemuda,” ujar Mumuh yang juga seorang jurnalis, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/10/2025).

Mumuh menegaskan, Karang Taruna memiliki peran strategis sebagai bagian dari Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) sesuai Permendagri Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa.

Dalam aturan itu, Karang Taruna disebut secara jelas sebagai lembaga yang membantu kepala desa dalam menanggulangi masalah kesejahteraan sosial serta mengembangkan potensi generasi muda.

“Artinya, keberadaan Karang Taruna diakui secara hukum sebagai bagian dari struktur sosial masyarakat desa. Namun sayangnya, masih banyak yang belum mendapat perhatian optimal dari pemerintah, baik dalam pembinaan maupun dukungan anggaran,” tuturnya.

Selain itu, posisi Karang Taruna juga diperkuat dalam Peraturan Menteri Sosial (Permensos) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Karang Taruna, yang menegaskan bahwa Karang Taruna adalah wadah pengembangan generasi muda berbasis kesadaran sosial, dan berperan sebagai potensi sumber daya kesejahteraan sosial di setiap desa dan kelurahan.

“Dua regulasi ini menjadi dasar kuat bagi Karang Taruna untuk terus berkiprah. Karena itu, sudah seharusnya pemerintah daerah memberi ruang dan perhatian lebih besar,” ucap Mumuh.

Lebih jauh, ia menyoroti masih lemahnya perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan terhadap eksistensi Karang Taruna di tingkat kabupaten dan kecamatan. Menurutnya, dukungan pembinaan maupun fasilitasi kegiatan sosial kepemudaan masih sangat terbatas, padahal kontribusi Karang Taruna terhadap masyarakat cukup besar.

“Kami di kabupaten dan kecamatan seringkali menjalankan berbagai kegiatan sosial dengan sumber daya yang sangat terbatas. Padahal, kalau Pemda lebih terbuka dan peduli, kolaborasi ini akan jauh lebih berdampak. Karang Taruna bukan pesaing pemerintah, justru mitra yang siap membantu di lapangan,” tegasnya.

Diakui Mumuh, kondisi keuangan daerah saat ini memang sedang tidak baik-baik saja. Namun, menurutnya semangat untuk menghidupkan eksistensi dan aktivitas sosial Karang Taruna tidak boleh padam.

“Kami memahami situasi fiskal daerah yang sedang berat. Tapi di sisi lain, Karang Taruna harus tetap eksis dan berperan aktif membantu menggerakkan partisipasi sosial masyarakat. Semangat ini justru bisa menjadi bagian dari solusi memperkuat program-program Pemda di bawah kepemimpinan Bupati Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi dan Wakil Bupati Hj Tuti Andriani SH MKn,” ungkapnya.

Meskipun menyampaikan kritik, Mumuh yang juga advokat muda ini menegaskan, semangat kolaborasi antara Karang Taruna dan pemerintah harus tetap dikedepankan. Menurutnya, daya kritik dari kalangan pemuda justru menjadi bagian penting dari kemitraan yang sehat dan konstruktif.

“Kami sadar Karang Taruna merupakan bagian dari kelembagaan di bawah pemerintah, dari pusat hingga ke desa. Tapi bukan berarti kehilangan daya kritis. Justru dengan semangat kolaboratif, kritik harus dibangun untuk memperkuat sinergi dalam membangun masyarakat,” tandasnya.

Menutup pesannya, Mumuh mengajak seluruh pemuda, khususnya kader-kader Karang Taruna dari tingkat Kabupaten Kuningan, Kecamatan hingga ke desa-desa dan kelurahan untuk menyalakan kembali semangat perjuangan, pengabdian, dan solidaritas sosial di tengah berbagai tantangan zaman.

“Pemuda tidak boleh berhenti bermimpi, berjuang, dan berbuat. Karena sejarah membuktikan, perubahan besar selalu lahir dari keberanian pemuda,” pungkasnya. (rls)

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *