KUNINGAN – Menanggapi polemik dan opini publik yang berkembang terkait isu lingkungan di kawasan wisata Arunika, jajaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kuningan melakukan peninjauan/inspeksi mendadak langsung ke lapangan.
Selain untuk mengetahui kondisi perluasan kawasan wisata Arunika di Desa Cisantana ini, pada Jumat (19/12/2025) ini, mereka juga melakukan penanaman bibit pohon di lokasi tersebut.
- Libur Nataru, Stok BBM di Kuningan Aman, Sekda: Ada Tambahan Kuota 3 Persen
- Pemilihan Ketua Muslimat NU Kuningan: Raih 22 Suara, Hj. Juju Terpilih Kalahkan Istri Bupati
- Libur Akhir Tahun, Disporapar Kuningan Terjunkan 6 Tim, Monitoring Objek Wisata
- Digembleng 5 Hari di Hutan Ciremai, Candradimuka SMAN 3 Kuningan Lahirkan 10 Kader Konservasi Muda
- Tantang Kadin Kuningan, LSM Frontal: “Jangan Asbun!”
Kunjungan seluruh Komisi ini dipimpin oleh Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy, untuk melihat fakta riil aktivitas pembangunan yang dilakukan oleh pengelola di kawasan kaki Gunung Ciremai ini.
Nuzul Rachdy menegaskan, kedatangan para wakil rakyat ini bertujuan untuk memverifikasi kondisi di lapangan agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi. Pihaknya mengaku belum bisa mengambil kesimpulan final terkait dampak lingkungan, namun ia mencatat adanya itikad baik dari pengelola terkait konservasi.
“Kita merespons apa yang menjadi opini masyarakat. Maka untuk tidak salah membuat kesimpulan, kita lihat langsung apa yang terjadi terhadap aktivitas di sini. Kami belum bisa mengambil kesimpulan final, terutama masalah lingkungan, namun satu hal yang kami lihat, pihak pengelola (H. Rokhmat Ardiyan) sudah memulai langkah-langkah pelestarian,” ujar Nuzul Rachdy di lokasi, Jum’at (19/12/2025).
Dalam tinjauannya, Nuzul mengapresiasi langkah pengelola yang telah menyiapkan ribuan bibit pohon untuk penghijauan. Ia juga menyoroti penggunaan material ramah lingkungan di area infrastruktur.
“Tadi kita lihat sudah disiapkan 7.000 pohon. Selain itu, penggunaan paving block di sini juga baik karena memungkinkan air langsung meresap ke tanah. Saya hanya berpesan agar ada perawatan (maintenance) rutin supaya pori-pori tanah tidak tertutup pasir yang mengeras,” tambahnya.
Terkait pembukaan akses jalan yang sempat menjadi sorotan publik karena dikhawatirkan memicu limpasan air, Nuzul menjelaskan hasil pengamatannya. Menurutnya, jalur tersebut dibuat untuk mempermudah mobilisasi penanaman pohon di area konservasi.
“Jalan itu fungsinya untuk mempermudah mobilisasi tanaman. Kita sudah lihat bibit-bibitnya di sana,” jelas politisi PDI Perjuangan tersebut.
Meski memberikan apresiasi awal, Nuzul menegaskan bahwa fungsi pengawasan DPRD tetap berjalan ketat. Pihaknya akan memanggil manajemen untuk melakukan kajian komprehensif di gedung dewan, termasuk membedah dokumen Studi Kelayakan (Feasibility Study).
“Nanti lebih komprehensifnya tentu kami akan melakukan kajian di DPRD. Kita tadi sudah minta dokumen feasibility study-nya supaya bisa kita kaji secara mendalam,” tegas Nuzul.
Ia pun menitipkan pesan tegas kepada pengelola agar pembangunan infrastruktur penunjang wisata tetap memperhatikan kaidah ramah lingkungan dan tidak merusak ekosistem yang ada.”Intinya saya minta pesan supaya betul-betul menjaga kelestarian. Kalau bangunan memang tak terelakkan, tapi penunjang lainnya harus ramah lingkungan,” kata Zul. (Nars)










